Rabu, 24 Juli 2013

Contoh Berita Soft News..

Pria California Berlari 1,6 Km Setiap Hari Selama 45 Tahun

  • Kamis, 25 Juli 2013 | 09:42 WIB
Mark Covert | AP
LANCASTER, KOMPAS.com — Mark Covert (62), pria asal California, Selasa lalu mengakhiri rutinitas yang membutuhkan konsistensi dan kebugaran luar biasa: berlari sedikitnya 1 mil (1,6 kilometer) setiap hari selama 45 tahun tanpa henti. Secara total, Covert berlari setiap pagi selama 16.437 hari tanpa terputus.

Hari istimewa itu dihabiskannya dengan berlari di lintasan Stadion Marauders, Lancaster, menempuh 1 mil-nya yang terakhir. "Tak ada seorang pun yang berpikir akan berlari setiap hari selama satu tahun, apalagi 40 atau 45 tahun. Saya tak menyangka akan jadi seperti ini dan berterima kasih kepada semua yang telah mendukung. Ternyata hal ini menjadi penting bagi banyak orang," ujarnya kepada Los Angeles Daily News.

Covert mengatakan, dia memutuskan berhenti berlari pada Rabu (24/7/2013) karena cedera kaki yang menyulitkannya berlari. "Saya cuma ingin memakai sepatu olahraga setiap pagi dan berlari. Melakukannya selama 45 tahun adalah luar biasa. Namun, saya belum mau pensiun. Setelah ini mungkin saya akan bersepeda setiap hari," ujar Covert.

Jon Sutherland (62), teman lama Covert, mengaku merasa gembira campur sedih dengan keputusan rekannya itu. Sutherland juga melakukan hal yang sama dan rekornya tertinggal 307 hari dari Covert. "Kami teman sedari kecil. Saya gembira dia membuat keputusan ini dan berdamai dengan itu," ujar Sutherland yang bertekad untuk memecahkan rekor sahabatnya itu.

Contoh Berita Hard News...

Akhirnya, PDI Perjuangan Pertimbangkan Jokowi sebagai Capres 2014

  • Penulis :
  • Dian Maharani
  • Kamis, 25 Juli 2013 | 10:28 WIB
Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo ketika menghadiri rapat koordinasi regional II perumahan dan kawasan permukiman tahun 2013 di Hotel Sultan, Jakarta Selatan, Jumat (15/3/2013). | KOMPAS IMAGES/VITALIS YOGI TRISNA

JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo semakin meroket. Elektabilitasnya seakan tak terbendung dalam survei sejumlah lembaga. Elektabilitas Jokowi mengalahkan tokoh-tokoh politik yang sudah lebih dulu muncul, seperti Aburizal Bakrie, Prabowo Subianto, bahkan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.

Terakhir, survei Soegeng Sarjadi School of Government (SSSG) menempatkan Jokowi sebagai tokoh terpopuler 2013. Selama ini, saat ditanya soal kemungkinan "mencapreskan" Jokowi, PDI Perjuangan selalu menyatakan bahwa Jokowi akan berkonsentrasi menyelesaikan tugasnya sebagai Gubernur DKI Jakarta hingga 2017.

Kini, Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan Tjahjo Kumolo mengatakan,  Jokowi menjadi bagian yang dipertimbangkan dalam mengambil keputusan terkait Pilres 2014.

"Lembaga survei bukan salah satu alat untuk pengambilan keputusan partai. Tapi, nama Jokowi tetap menjadi bagian yang kami pertimbangkan," ujar Tjahjo Kumolo, yang menghadiri rilis survei SSSG, di Jakarta, Rabu (24/7/2013).

Menurut Tjahjo, PDI-P akan mempertimbangkan aspirasi masyarakat yang menginginkan Jokowi. PDI-P harus memikirkan masak-masak tokoh yang dianggap mampu memimpin Indonesia.

"Saya kira partai yang cerdas tidak akan meninggalkan apa yang menjadi aspirasi masyarakat. Partai juga mempunyai komitmen, jadi memimpin Indonesia loh, bukan memimpin negara yang kecil," katanya.

Tjahjo mengatakan, PDI-P selalu mencermati hasil lembaga survei. Lalu, apakah Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri akan merestui Jokowi untuk maju dalam pilpres?

"Saya belum bisa komentar karena hasil survei bukan tolok ukur untuk menentukan keputusan politik," jawab Tjahjo.

Menurutnya, banyak pertimbangan sehingga PDI-P belum juga mendeklarasikan capres. PDI-P melihat geliat perkembangan bangsa dan masalah-masalah regional, nasional, hingga internasional. Tjahjo menegaskan, PDI-P tak mau terburu-buru dan menunggu waktu yang tepat untuk mendeklarasikan capresnya.

Jurnalistik No.3

Sejarah dan Arti Nama Si "Royal Baby"

  • Penulis :
  • Yunanto Wiji Utomo
  • Kamis, 25 Juli 2013 | 05:56 WIB
Pangeran William (kanan) dan istrinya Kate Middleton (tengah) yang menggendong bayi kerajaan di urutan ketiga pewaris tahta Inggris, meninggalkan rumah sakit St Mary, Selasa (23/7/2013) petang waktu setempat. Tampilan pertama "royal baby" ini mendapat sambutan meriah dari warga setempat. | BEN STANSALL / AFP
KOMPAS.com — Sempat menjadi bahan perbincangan bahkan pertaruhan, nama putra Pangeran William dan Kate Middleton akhirnya diumumkan. Bayi yang lahir pada 22 Juli 2013 itu diberi nama George Alexander Louis.

Nama bukan sekadar nama, melainkan memiliki arti, baik cuma gabungan antara nama orangtua maupun mencerminkan harapan pada sang anak. Nama tertentu, terutama yang umum dipakai, biasanya juga punya sejarah tersendiri. Lalu, apa arti nama putra William dan Kate? Bagaimana sejarahnya?

Diberitakan MSN News, Kamis (25/7/2013), nama "George" dipilih kemungkinan besar karena merupakan nama favorit Kerajaan Inggris. Telah ada 6 raja Inggris yang punya nama tersebut. Raja terakhir yang memakai nama itu adalah Raja George VI, ayah dari Ratu Elizabeth II.

"George" sendiri berarti "petani". Nama tersebut berasal dari kata bahasa Yunani "georgos". Dalam kebudayaan Yunani Kuno, kata itu tak pernah dipakai sebagai nama. Namun, Dewa Zeus memiliki epitet nama tersebut, Zeus Georgos, berarti Zeus dewa tanaman dan panen.

Dalam dunia barat, nama itu mulai dikenal saat Perang Salib berkat popularitas Santo George, seorang Yunani yang menjadi prajurit Romawi, lahir tahun 275 Masehi di kota Lyda (kini wilayah Palestina). Santo George dalam tradisi Katolik dikenal sebagai salah satu 14 Pembantu Kudus.

Di Inggris, nama George dikenal sejak bertakhtanya Raja George I pada tahun 1714. Sesudahnya, ada lima raja Inggris berikutnya menggunakan nama George. George Alexander Louis merupakan orang ketujuh di Kerajaan Inggris yang memakai nama George sehingga disebut George VII.

Sementara itu, menurut BBC, Kamis, nama "Alexander" dikatakan merupakan nama favorit Kate. Nama ini juga memiliki arti "laki-laki" ataupun "ksatria". Di Kerajaan Inggris saat ini, ada pula yang memiliki nama Alexandrr, yaitu Pangeran Ulster, putra Duke of Edinburgh.

Nama "Louis" dipilih sebagai penghargaan pada Raja Louis Mountbatten, paman Duke of Edinburgh yang pernah menjadi raja muda terakhir di India sebelum kemerdekaan negara itu pada tahun 1947. Raja Mountbatten yang dekat dengan Pangeran Charles terbunuh pada bom IRA tahun 1979.

Di masa depan, walaupun memiliki nama depan dan panggilan George, putra William dan Kate akan memakai nama yang sama jika menjadi raja. George VI, misalnya, punya nama Albert Frederick Arthur George. Ia memilih nama George agar tak terdengar terlalu Jerman.

Pemilihan nama George sendiri tak mengejutkan. Situs Livescience, Kamis, mengutip Laura Wattenberg, seorang pakar nama bayi dan pendiri babynamewizard.com, mengatakan bahwa Kerajaan Inggris selalu memilih nama klasik. Nama "royal baby" dianggap membosankan.

Sementara itu, aktor Will Smith bisa memengaruhi penamaan bayi kepada publik setelah memberi nama anaknya Jaden; nama "royal baby" takkan memberi pengaruh apa-apa. Bagaimana tidak, dunia sudah jenuh dengan banyaknya George. Di Inggris, George merupakan nama bayi terpopuler ke-12.

Jawaban:
 1. Ketenaran
 2. Aktualitas

Jurnalis No:2

Pria California Berlari 1,6 Km Setiap Hari Selama 45 Tahun

  • Kamis, 25 Juli 2013 | 09:42 WIB
Mark Covert | AP

Hari istimewa itu dihabiskannya dengan berlari di lintasan Stadion Marauders, Lancaster, menempuh 1 mil-nya yang terakhir. "Tak ada seorang pun yang berpikir akan berlari setiap hari selama satu tahun, apalagi 40 atau 45 tahun. Saya tak menyangka akan jadi seperti ini dan berterima kasih kepada semua yang telah mendukung. Ternyata hal ini menjadi penting bagi banyak orang," ujarnya kepada Los Angeles Daily News.

Covert mengatakan, dia memutuskan berhenti berlari pada Rabu (24/7/2013) karena cedera kaki yang menyulitkannya berlari. "Saya cuma ingin memakai sepatu olahraga setiap pagi dan berlari. Melakukannya selama 45 tahun adalah luar biasa. Namun, saya belum mau pensiun. Setelah ini mungkin saya akan bersepeda setiap hari," ujar Covert.

Jon Sutherland (62), teman lama Covert, mengaku merasa gembira campur sedih dengan keputusan rekannya itu. Sutherland juga melakukan hal yang sama dan rekornya tertinggal 307 hari dari Covert. "Kami teman sedari kecil. Saya gembira dia membuat keputusan ini dan berdamai dengan itu," ujar Sutherland yang bertekad untuk memecahkan rekor sahabatnya itu.

Jawaban:
1. Keanehan
2. Keluarbiasaan

Jurnalistik No:1


Akhirnya, PDI Perjuangan Pertimbangkan Jokowi sebagai Capres 2014

  • Penulis :
  • Dian Maharani
  • Kamis, 25 Juli 2013 | 10:28 WIB
Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo ketika menghadiri rapat koordinasi regional II perumahan dan kawasan permukiman tahun 2013 di Hotel Sultan, Jakarta Selatan, Jumat (15/3/2013). | KOMPAS IMAGES/VITALIS YOGI TRISNA

Terakhir, survei Soegeng Sarjadi School of Government (SSSG) menempatkan Jokowi sebagai tokoh terpopuler 2013. Selama ini, saat ditanya soal kemungkinan "mencapreskan" Jokowi, PDI Perjuangan selalu menyatakan bahwa Jokowi akan berkonsentrasi menyelesaikan tugasnya sebagai Gubernur DKI Jakarta hingga 2017.

Kini, Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan Tjahjo Kumolo mengatakan,  Jokowi menjadi bagian yang dipertimbangkan dalam mengambil keputusan terkait Pilres 2014.

"Lembaga survei bukan salah satu alat untuk pengambilan keputusan partai. Tapi, nama Jokowi tetap menjadi bagian yang kami pertimbangkan," ujar Tjahjo Kumolo, yang menghadiri rilis survei SSSG, di Jakarta, Rabu (24/7/2013).

Menurut Tjahjo, PDI-P akan mempertimbangkan aspirasi masyarakat yang menginginkan Jokowi. PDI-P harus memikirkan masak-masak tokoh yang dianggap mampu memimpin Indonesia.

"Saya kira partai yang cerdas tidak akan meninggalkan apa yang menjadi aspirasi masyarakat. Partai juga mempunyai komitmen, jadi memimpin Indonesia loh, bukan memimpin negara yang kecil," katanya.

Tjahjo mengatakan, PDI-P selalu mencermati hasil lembaga survei. Lalu, apakah Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri akan merestui Jokowi untuk maju dalam pilpres?

"Saya belum bisa komentar karena hasil survei bukan tolok ukur untuk menentukan keputusan politik," jawab Tjahjo.

Menurutnya, banyak pertimbangan sehingga PDI-P belum juga mendeklarasikan capres. PDI-P melihat geliat perkembangan bangsa dan masalah-masalah regional, nasional, hingga internasional. Tjahjo menegaskan, PDI-P tak mau terburu-buru dan menunggu waktu yang tepat untuk mendeklarasikan capresnya.

"Saya kira tunggu waktu yang tepat, tapi kami mencermati aspirasi masyarakat bagaimana opini media, bagaimana hasil survei baik yang independen, atau yang dibuat parpol," kata Tjahjo.
 
Jawaban:
1. Ketenaran
2. Keluarbiasaan